Create Tesk Book, make it so easy and simple

Selasa, 16 Oktober 2012


Pendahuluan
Buku dalam arti luas mencakup semua tulisan dan gambar yang ditulis dan dilukiskan atas segala macam lembaran papyrus, lontar, perkamen dan kertas dengan segala bentuknya: berupa gulungan, di lubangi dan diikat dengan atau dijilid muka belakangnya dengan kulit, kain, karton dan kayu. (Ensiklopedi Indonesia (1980, hlm. 538))
H.G. Andriese dkk menyebutkan buku merupakan “informasi tercetak di atas kertas yang dijilid menjadi satu kesatuan”.
Unesco pada tahun 1964, dalam H.G. Andriese dkk. Memberikan pengertian buku sebagai “Publikasi tercetak, bukan berkala, yang sedikitnya sebanyak 48 halaman”.
Sesuai dengan empat definisi buku di atas, maka buku diartikan sebagai kumpulan kertas tercetak dan terjilid berisi informasi dengan jumlah halaman paling sedikit 48 halaman yang dapat dijadikan salah satu sumber dalam proses belajar dan membelajarkan.
Pembahasan
Dalam pembahasan ini kami menganalisis 5 artikel cara menulis buku teks pelajaran, tiap artikelnya berbeda beda mari kita lihat satu persatu
Artikel pertama berjudul “pedoman menulis buku ajar” yang ditulis oleh Julimah Harefa di artikelnya dia menuliskan struktur buku ajar.
STRUKTUR BUKU AJAR
Struktur buku ajar terdiri dari tiga komponen utama, yaitu
1.      Halaman pendahuluan,
         Halaman Judul (judul, pengarang, ISBN, dll.)
         Daftar Isi (petunjuk bagi pembaca)
         Daftar Gambar (informasi keberadaan gambar)
         Daftar Tabel (informasi keberadaan tabel)
         Pengantar (ditulis ahli yang diminta penulis/penerbit)
         Prakata (ditulis penulis tentang apa isi buku, alas an engapa buku ditulis,   siapa calon pembaca, ucapan terima kasih
2.       Halaman Nas (batang tubuh), terdiri dari:
         Bagian Awal yang berisi tujuan pembelajaran
         Bagian Isi yang berisi uraian setiap bab yang disertai ilustrasi materi
         Bagian Penutup
         Setiap bab diakhiri dengan rangkuman dan latihan
3.       Halaman Penyudah, terdiri dari:
         Lampiran
         Pustaka
         Penjurus (indeks)
         Takarir (glossary)

Sumber Bahan Ajar
1.   Buku teks, 2.  Artikel pada jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah, 3.  Laporan hasil penelitian Laporan hasil penelitian, 4. Pakar Bidang Ilmu, 5.  Profesional, 6.  Buku kurikulum, 7.  Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan, 8.  Internet 9.  Media audiovisual (TV, Video, VCD, kaset audio), 10.Lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri,  ekonomi).
Penyajian Materi Buku Ajar
             Penyajian materi buku ajar di dalamnya terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
1.         Tujuan pembelajaran,
2.         Penahapan
3.         pembelajaran,
4.         Menarik minat dan perhatian mahasiswa,
5.         Kemudahan untuk dipahami,
6.         Keaktifan mahasiswa,
7.         Hubungan bahan,
8.         Norma,
9.         Ilustrasi,
Soal dan latihan.
Artikel kedua yaitu ditulis oleh Agus wuryanto yang berjudul “Pembuatan buku teks Pelajaran”
Dalam artikelnya Agus wuryanto menuliskan prinsip – prinsip buku teks pelajaran
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan buku  antara lain prinsip relevansi, konsistensi dan kecukupan
Prinsip relevansi artinya keterkaitan, materi yang ditulis hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi yang ingin dicapai
Prinsip konsistensi artinya keajegan, jika kompetensi dasar yang harus dikuasai empat macam maka bahasan yang ada pada buku juga harus meliputi empat macam.
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya mencukupi dalam membantu peserta diklat mengusai kompetensi yang akan diajarkan, materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak, jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai kompetensi standar sebaliknya jika terlalu banyak akan membuang buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya
Artikel ketiga yang ditulis oleh Arinvsfayra yang berjudul “10 langkah dalam membuat buku”
1.  Gagasan atau ide
Langkah pertama yang harus diambil adalah mengumpulkan ide atau gagasan dalam membuat sebuah buku.  Misalnya, ide untuk membuat buku paduan praktik kerja lapangan.  Gagasan ini mucul dikarenakan adanya fenomena yang berlangsung di tempat bekerja.  Fenomena yang berlangsung adalah tidak adanya pelatih untuk memberi pelatihan kepada siswa maupun mahasiswa yang mengikuti program PKL di tempat kerja tersebut.
Fenomena tersebut melahirkan sebuah gagasan menarik yaitu membuat buku panduan kegiatan praktik kerja lapangan yang harus dilakukan oleh peserta PKL.  Dengan demikian, peserta PKL mendapatkan informasi tertulis dari buku panduan tersebut, tanpa perlu melibatkan terlalu banyak karyawan yang masih harus melakukan tugas lain.
2.  Fokus pada gagasan
Tahap selanjutnya, saat membuat buku, kita harus fokus pada gagasan yang telah diciptakan.  Fokus pada gagasan ini berarti menyelami lebih dalam tentang ilmu dan pemahaman dari gagasan yang akan kita tulis dalam buku.  Apabila kita telah menetapkan gagasan apa yang akan kita bahas, untuk memperkuat ilmu yang akan kita representasikan dalam buku yang akan ditulis, kita dapat menambah referensi dari sumber lain, tentunya dengan mencantumkan sumber tulisan agar tidak dianggap sebagai pelagiator.
3.  Membuat kerangka buku
Seperti halnya sebuah karangan, dalam menulis buku hendaknya dibuat kerangkanya terlebih dahulu.  Hal ini dilakukan agar penulisan terarah dan tetap fokus pada gagasan yang akan disampaikan, tidak melenceng ke persoalan lain yang sebetulnya tidak perlu dibahas dalam buku tersebut.
Kerangka juga mempermudah dalam penulisan dan penyusunannya.  Dengan adanya kerangka dari buku yang akan dibuat, penulis akan lebih terarah dalam menulis buku, sehingga isi dari buku tersebut akan tertuju jelas pada hal-hal yang akan dijelaskan.
4.  Mulai menulis konsep
Saat pertama menulis satu buku, buku tersebut belum tentu berhasil ditulis dengan baik.  Penulis sebaiknya menulis apa-apa yang ingin ia sampaikan melalui tulisan.  Akan tetapi jangan terlalu berbangga pada apa-apa yang telah ia tulis.  Tulisan pertama pada dasarnya masih merupakan tulisan ‘kasar’ artinya tulisan tersebut masih perlu dipelajari dan juga masih perlu dibenahi agar menjadi tulisan yang lebih baik, yang dapat menginformasikan isinya dengan efektif.  Buku yang konsepsional akan memiliki hasil yang lebih baik daripada buku yang tidak dilandasi oleh konsep sama sekali.
5.  Pelajari tulisan
Hal yang paling sulit dilakukan oleh seorang penulis, adalah menilai tulisannya sendiri.  Secara alamiah mereka dapat menilai bahkan mengritik tulisan orang lain, akan tetapi mereka terkadang kurang dapat menilai tulisan mereka apalagi mengritik tulisan mereka sendiri.  Kendati demikian, setelah menulis suatu buku, sebaiknya tulisan itu dibaca kembali.  Biasanya, saat membaca kembali isi buku yang telah kita tulis, kita akan menemukan banyak kesalahan dalam tulisan tersebut.
Untuk lebih meyakinkannya, sebagai penulis dari sebuah buku, ada lebih baiknya kita meminta beberapa orang untuk membaca buku yang telah kita tulis.  Orang-orang tersebut dapat kita minta pendapatnya dan memberitahu kesalahan-kesalahan yang ada pada buku, dengan demikian kita akan lebih mudah dalam memperbaikinya.
6.  Improvisasi tulisan
Setelah mempelajari tulisan yang telah ada dan mengetahui adanya kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam tulisan, atau justru dalam tulisan tersebut terdapat hal-hal yang kurang perlu sehingga harus dieliminasi dari isi buku.  Kita harus mengimprovisasi tulisan tersebut.  Caranya, tentu saja dengan mengeliminasi hal yang dianggap kurang penting, memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penulisan maupun penyusunan buku, serta memilih kosakata yang lebih baik, lebih efisien namun tidak mengurangi estetika dalam pengemasan tulisannya.
7.  Revisi
Revisi perlu dilakukan untuk memperbaiki semua tulisan.  Dalam beberapa kasus, biasanya saat revisi banyak penulis mengatakan revisi sama dengan penulisan ulang sebagian maupun seluruh isi buku.  Revisi ini bertujuan untuk membuat suatu karya tulis agar lebih baik dari sebelumnya.
8.  Pengeditan
Ketika revisi telah dilakukan, hal terakhir dalam menulis adalah ‘editing’ atau pengeditan.  Pengeditan dilakukan untuk membenahi penulisan (apabila ada penulisan ataupun penggunaan kosakata yang salah) juga membenahi tata letak tulisan dan penyusunan tulisan tersebut agar memiliki estika yang dapat menarik minat pembacanya.  Ketika pembaca telah memiliki minat untuk mengetahui isi dari tulisan tersebut, maka akan lebih mudah bagi mereka mengerti maksud dari tulisan yang kita buat.
9.  Merancang lay-out isi, background, dan cover
Penampilan dari sebuah buku, sangatlah mempengaruhi penyampaiam informasi yang terkandung di dalamnya.  Untuk itulah, selain isi, kemasan dari buku tersebut perlu diperhatikan lebih serius.  Paduan warna, kesesuaian jenis huruf, ketepatan ukuran huruf, penggunaan table, grafik, gambar dan lain sebagainya juga menentukan kualitas buku yang dibuat.  Tampilan isi buku yang menarik (dengan adanya perpaduan warna, pengaplikasian animasi dsb) akan merangsang indera pelihat agar tidak bosan saat membaca buku tersebut.  Dengan demikian, isi pun akan mudah tersampaikan.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah desain cover. Jilid buu, harus dirancang mewakili informasi yang terkandung dari isi buku tersebut.  Cover yang menarik dapat menumbuhkan minat untuk mengetahui lebih lanjut apa yang disampaiakan dalam isi.
10.  Penjilidan
Setelah penyususnan buku telah selesai, maka buku pun siap dijilid.  Telah banyak tempat yang memberikan jasa penjilidan sehingga Anda dapat menggunakan jasa tersebut, misalnya di tempat foto kopi atau percetakan.  Atau bila memungkinkan, Anda dapat menjilid sendiri (apabila Anda mampu untuk itu.)
Buku keempat yang ditulis oleh Agus Wuryanto yang berjudul “Tata cara menulis buku teks pelajaran”
membuat buku teks pelajaran dimulai dari segi :
Bagian awal yang berisi :
1.         Halaman cover, bersisi tentang judul, pengarang, gambar sampul , nama departemen, tahun terbit.
2.         Halaman judul , berisi judul, pengarang/penulis, gambar sampul,  tahun terbit, nama depertemen
3.         Daftar isi, yang membuat, judul bab, sub bab, dan nomor halaman
4.         Daftar lain seperti : daftar gambar, daftar table, daftar lampiran.
Bagian isi

            Bagian ini berisi bab-bab, dan setiap bab terdiri sub bab-sub bab dan pokok pokok bahasan yang menjadi inti naskah buku dan memuat uraian penjelasan, proses operasional atau langkah kerja dari setiap bab maupun sub bab. Dengan demikian paragraf merupakan unit terkecil suatu pokok bahasan. Paragraf tersebut harus saling mendukung dan merupakan suatu kesatuan yang koheren. Apabila diperlukan penjelasan dan uaraian dari masing-masing bab dilengkapi dengan table, bagan, gambar dan ilustrasi lain. pada baigian isi buku dikelompokkan menjadi beberapa bab, dalam setiap bab disamping berisi informasi umumnya diakhiri dengan rangkuman dan latihan soal. Akan tetapi, dalam penulisan isi materi juga perlu diperhatikan syarat – syarat yang dipaparkan antara lain :
Persyaratan yang berkaitan dengan isi
1.         Memuat sekurang kurangya materi minimal yang harus dikuasai peserta didik/diklat
2.         Relevan dengan tujuan dan sesuai dengan kemampuan yang akan dicapai
3.         Sesuai dengan ilmu pengetahuan yang bersangkutan
4.         Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
5.         Sesuai dengan jenjang dan sasararan
6.         Isi dan bahan mengacu pengembangan konsep, prinsip, teori
7.         Tidak mengandung muatan politis maupun hal yang berbau SARA
Persyaratan  penyajian
1.         Uraian teratur sesuai dengan urutan setiap bab
2.         Ualing memperkuat dengan bahan lain dan kontekstual
3.         Menarik minat dan perhatian sasaran pembaca
4.         Menantang dan merangsang untuk dibaca dan dipelajari
5.         Mengacu pada aspek koginitif, afektif dan psikomotor
6.         Penyajian yang menggunakan bahasan ilmiah dan formal
Persyaratan yang berkaitan dengan bahasa
1.         Menggunakan bahasa Indonesia yang benar
2.         Menggunakan kalimat yang sesuai dengan kematangan dan perkembangan  sasaran pembaca
3.         Menggunakan istilah, kosakata, indeks, symbol yang mempermudah pemahaman
4.         Menggunakan kata kata terjemahan yang dibakukan
Persyaratan yang berkaitan dengan Ilustrasi
1.         Relevan degan konsep, prinsip yang disajikan.
2.         Tidak mengunakan kesinambungan antar kalimat. Antar bagian dan antar paragraph.
3.         Merupakan bagian terpadu dari bahan ajar
4.         Jelas, baik dan merupakan hal-hal esensial yang membantu memperjelas materi
Bagian akhir
Pada bagian akhir dari suatu buku biasanya berisi antara lain :
1.         Lampiran, bila lampiran lebih dari satu lembar harus diberi nomor urut arab
2.         Glosarium (jika ada), kata/istilah yang berhubungan dengan uraian diktat sehingga memudahkan pemahaman pembanca
3.         Kepustakaan, ada beberapa cara menulkiskan kepustakaan, namum namum demi keseragaman dipilih satu dari sekian cara tersebut, sengan ketentuan sebagai berikut :
1.         Hendaknya digunakan buku acuan yang relevan dengan bahan kajian yang akan ditulis, tidak ketinggagalan perkembangan teknologi dan sesuai dengan disiplin ilmu
2.         kepustakaan disusun dengan urutan  abjad,  urutannya sebagai berikut :
       Mulyasan,E, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pt Remaja Rosda Karya, Bandung
Indeks : pencantuman  indeks dimaksudkan sebagai petunjuk untuk mengetahui dengan mudah uraian suatu teori, atau fakta yang terdapat pada halaman tertentu.

Artikel kelima artikel yang ditulis oleh  BSPN, mereka menulis aspek aspek yang dinilai dalam kelayakan buku, yaitu:
STANDAR KELAYAKAN ISI
• Buku teks pelajaran yang baik seharusnya berisi materi yang
mendukung tercapainya SK (standar kompetensi) dan KD (kompetensi
dasar) dari mata pelajaran tersebut.
• Kelayakan isi buku teks pelajaran dapat dinilai dari:
• Kelengkapan materi
• Keluasan
• kedalaman.
• Uraian materi yang ada di dalam buku secara implisit memuat materi
yang mendukung tercapainya minimum SK-KD yang lengkap (nilai 4)
dengan ketentuan sebagai berikut:
KD <= 20, KD tidak ada maksimum 1 KD
21 ≤ KD ≤ 40, KD tidak ada maksimum 2 KD
40 ≤ KD ≤ 60, KD tidak ada maksimum 3 KD
Dan jika tidak memenuhi ketentuan di atas nilai 1.
SK-KD tidak dituliskan secara eksplisit di dalam buku teks
• Kedalaman materi: uraian materi mendukung tercapainya
minimum KD dan sesuai dengan tingkat pendidikan peserta
didik.
• Keluasan materi: materi yang disajikan mencerminkan
jabaran yang mendukung pencapaian semua Kompetensi
Dasar (KD) dan sesuai dengan tingkat pendidikan peserta
didik.
STANDAR KELAYAKAN BAHASA
• Ditulis mengikuti kaidah Bahasa Indonesia dan
peristilahan yang benar dan jelas.
• Sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan Jenjang
Pendidikan Peserta Didik;
• Komunikatif,
• Runtut dan memiliki kesatuan Gagasan
STANDAR KELAYAKAN PENYAJIAN
Kelayakan penyajian, meliputi:
• Organisasi penyajian umum,
• Organisasi penyajian per bab,
• Mempertimbangkan kebermaknaan dan kebermanfaatan,
• Melibatkan siswa secara aktif
• Mengembangkan proses pembentukan pengetahuan.
Selain itu:   • Variasi dalam cara penyampaian informasi,
       • Kemampuan meningkatkan kualitas pembelajaran,
                   • Memperhatikan kode etik dan hak cipta

Selain menganalisis 5 artikel kami juga mewawncarai seorang penulis buku teks pelajaran sejarah dan menjadi pengajar di SMA N 53 Jakarta Timur yaitu Drs. I Wayan Badrika. Msi
Pak Wayan, Guru Sejarah yang berpengalaman dalam membuat buku teks pelajaran. Hal ini banyak informasi yang kita simpulkan dalam menyusun buku teks pelajaran dimulai dari mengumpulkan sumber -  sumber bacaan buku, membaca kurikulum untuk kita uraikan dan menulis materi – materi. Setelah materi selesai ditulis baru kita susun bagian awal (Cover, judul, daftar isi, daftar lain), dilanjutkan ke bagian isi materi (bab – bab, sub bab, dan pokok bahasan), dan terakhir bagian akhir (Lampiran, Glosarium, Kepustakaan). Bahasa yang digunakan juga kita sesuaikan dengan kondisi pembaca, sebaiknya memberikan definisi dan penjelasan dengan kata – kata sederhana ke kompleks. Dan yang paling penting memfokuskan pikiran tujuan kita menulis buku teks pelajaran untuk mereka yang belum punya pengetahuan.
Kesimpulan
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran antara lain disebabkan belum dimanfaatkannya sumber belajar secara maksimal.
Sumber belajar yang dapat berasal dari manusia, bahan, lingkungan, alat dan peralatan, serta aktivitas seharusnya dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar (Mulyasa, 2003). Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang dijadikan sebagai alat bantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan sebagai sumber belajar sekaligus sebagai media pembelajaran adalah buku. Buku yang digunakan sebagai sumber belajar utama dalam pembelajaran suatu bidang studi disebut buku teks atau buku pelajaran atau dapat pula disebut sebagai buku teks pelajaran.

0 komentar: