Pendahuluan
Buku
dalam arti luas mencakup semua tulisan dan gambar yang ditulis dan dilukiskan
atas segala macam lembaran papyrus, lontar, perkamen dan kertas dengan segala
bentuknya: berupa gulungan, di lubangi dan diikat dengan atau dijilid muka
belakangnya dengan kulit, kain, karton dan kayu. (Ensiklopedi Indonesia (1980,
hlm. 538))
H.G.
Andriese dkk menyebutkan buku merupakan “informasi tercetak di atas kertas yang
dijilid menjadi satu kesatuan”.
Unesco
pada tahun 1964, dalam H.G. Andriese dkk. Memberikan pengertian buku sebagai
“Publikasi tercetak, bukan berkala, yang sedikitnya sebanyak 48 halaman”.
Sesuai
dengan empat definisi buku di atas, maka buku diartikan sebagai kumpulan kertas
tercetak dan terjilid berisi informasi dengan jumlah halaman paling sedikit 48
halaman yang dapat dijadikan salah satu sumber dalam proses belajar dan
membelajarkan.
Pembahasan
Dalam pembahasan
ini kami menganalisis 5 artikel cara menulis buku teks pelajaran, tiap
artikelnya berbeda beda mari kita lihat satu persatu
Artikel pertama berjudul “pedoman menulis buku
ajar” yang ditulis oleh Julimah Harefa di artikelnya dia menuliskan struktur
buku ajar.
STRUKTUR BUKU AJAR
Struktur buku ajar
terdiri dari tiga komponen utama, yaitu
1.
Halaman pendahuluan,
Halaman Judul
(judul, pengarang, ISBN, dll.)
Daftar Isi
(petunjuk bagi pembaca)
Daftar Gambar
(informasi keberadaan gambar)
Daftar Tabel
(informasi keberadaan tabel)
Pengantar
(ditulis ahli yang diminta penulis/penerbit)
Prakata
(ditulis penulis tentang apa isi buku, alas an engapa buku ditulis, siapa calon pembaca, ucapan terima kasih
2.
Halaman Nas (batang tubuh), terdiri dari:
Bagian Awal
yang berisi tujuan pembelajaran
Bagian Isi
yang berisi uraian setiap bab yang disertai ilustrasi materi
Bagian Penutup
Setiap bab
diakhiri dengan rangkuman dan latihan
3.
Halaman Penyudah, terdiri dari:
Lampiran
Pustaka
Penjurus
(indeks)
Takarir
(glossary)
Sumber Bahan Ajar
1. Buku teks, 2. Artikel pada jurnal (penerbitan hasil
penelitian dan pemikiran ilmiah, 3.
Laporan hasil penelitian Laporan hasil penelitian, 4. Pakar Bidang Ilmu,
5. Profesional, 6. Buku kurikulum, 7. Penerbitan berkala seperti harian, mingguan,
dan bulanan, 8. Internet 9. Media audiovisual (TV, Video, VCD, kaset
audio), 10.Lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi).
Penyajian Materi
Buku Ajar
Penyajian materi buku ajar di
dalamnya terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
1. Tujuan pembelajaran,
2. Penahapan
3. pembelajaran,
4. Menarik minat dan perhatian mahasiswa,
5. Kemudahan untuk dipahami,
6. Keaktifan mahasiswa,
7. Hubungan bahan,
8. Norma,
9. Ilustrasi,
Soal dan latihan.
Artikel kedua yaitu ditulis oleh Agus wuryanto
yang berjudul “Pembuatan buku teks Pelajaran”
Dalam artikelnya
Agus wuryanto menuliskan prinsip – prinsip buku teks pelajaran
Ada beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan buku antara lain prinsip relevansi, konsistensi
dan kecukupan
Prinsip relevansi
artinya keterkaitan, materi yang ditulis hendaknya relevan dengan pencapaian
standar kompetensi yang ingin dicapai
Prinsip konsistensi
artinya keajegan, jika kompetensi dasar yang harus dikuasai empat macam maka
bahasan yang ada pada buku juga harus meliputi empat macam.
Prinsip kecukupan
artinya materi yang diajarkan hendaknya mencukupi dalam membantu peserta diklat
mengusai kompetensi yang akan diajarkan, materi tidak boleh terlalu sedikit dan
tidak boleh terlalu banyak, jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai
kompetensi standar sebaliknya jika terlalu banyak akan membuang buang waktu dan
tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya
Artikel ketiga yang ditulis oleh Arinvsfayra
yang berjudul “10 langkah dalam membuat buku”
1. Gagasan atau ide
Langkah pertama
yang harus diambil adalah mengumpulkan ide atau gagasan dalam membuat sebuah
buku. Misalnya, ide untuk membuat buku
paduan praktik kerja lapangan. Gagasan
ini mucul dikarenakan adanya fenomena yang berlangsung di tempat bekerja. Fenomena yang berlangsung adalah tidak adanya
pelatih untuk memberi pelatihan kepada siswa maupun mahasiswa yang mengikuti
program PKL di tempat kerja tersebut.
Fenomena tersebut
melahirkan sebuah gagasan menarik yaitu membuat buku panduan kegiatan praktik
kerja lapangan yang harus dilakukan oleh peserta PKL. Dengan demikian, peserta PKL mendapatkan
informasi tertulis dari buku panduan tersebut, tanpa perlu melibatkan terlalu
banyak karyawan yang masih harus melakukan tugas lain.
2. Fokus pada gagasan
Tahap selanjutnya,
saat membuat buku, kita harus fokus pada gagasan yang telah diciptakan. Fokus pada gagasan ini berarti menyelami
lebih dalam tentang ilmu dan pemahaman dari gagasan yang akan kita tulis dalam
buku. Apabila kita telah menetapkan
gagasan apa yang akan kita bahas, untuk memperkuat ilmu yang akan kita
representasikan dalam buku yang akan ditulis, kita dapat menambah referensi
dari sumber lain, tentunya dengan mencantumkan sumber tulisan agar tidak
dianggap sebagai pelagiator.
3. Membuat kerangka buku
Seperti halnya
sebuah karangan, dalam menulis buku hendaknya dibuat kerangkanya terlebih
dahulu. Hal ini dilakukan agar penulisan
terarah dan tetap fokus pada gagasan yang akan disampaikan, tidak melenceng ke
persoalan lain yang sebetulnya tidak perlu dibahas dalam buku tersebut.
Kerangka juga
mempermudah dalam penulisan dan penyusunannya.
Dengan adanya kerangka dari buku yang akan dibuat, penulis akan lebih
terarah dalam menulis buku, sehingga isi dari buku tersebut akan tertuju jelas
pada hal-hal yang akan dijelaskan.
4. Mulai menulis konsep
Saat pertama
menulis satu buku, buku tersebut belum tentu berhasil ditulis dengan baik. Penulis sebaiknya menulis apa-apa yang ingin
ia sampaikan melalui tulisan. Akan
tetapi jangan terlalu berbangga pada apa-apa yang telah ia tulis. Tulisan pertama pada dasarnya masih merupakan
tulisan ‘kasar’ artinya tulisan tersebut masih perlu dipelajari dan juga masih
perlu dibenahi agar menjadi tulisan yang lebih baik, yang dapat
menginformasikan isinya dengan efektif.
Buku yang konsepsional akan memiliki hasil yang lebih baik daripada buku
yang tidak dilandasi oleh konsep sama sekali.
5. Pelajari tulisan
Hal yang paling
sulit dilakukan oleh seorang penulis, adalah menilai tulisannya sendiri. Secara alamiah mereka dapat menilai bahkan
mengritik tulisan orang lain, akan tetapi mereka terkadang kurang dapat menilai
tulisan mereka apalagi mengritik tulisan mereka sendiri. Kendati demikian, setelah menulis suatu buku,
sebaiknya tulisan itu dibaca kembali.
Biasanya, saat membaca kembali isi buku yang telah kita tulis, kita akan
menemukan banyak kesalahan dalam tulisan tersebut.
Untuk lebih
meyakinkannya, sebagai penulis dari sebuah buku, ada lebih baiknya kita meminta
beberapa orang untuk membaca buku yang telah kita tulis. Orang-orang tersebut dapat kita minta
pendapatnya dan memberitahu kesalahan-kesalahan yang ada pada buku, dengan
demikian kita akan lebih mudah dalam memperbaikinya.
6. Improvisasi tulisan
Setelah mempelajari
tulisan yang telah ada dan mengetahui adanya kesalahan-kesalahan yang terdapat
dalam tulisan, atau justru dalam tulisan tersebut terdapat hal-hal yang kurang
perlu sehingga harus dieliminasi dari isi buku.
Kita harus mengimprovisasi tulisan tersebut. Caranya, tentu saja dengan mengeliminasi hal
yang dianggap kurang penting, memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penulisan
maupun penyusunan buku, serta memilih kosakata yang lebih baik, lebih efisien
namun tidak mengurangi estetika dalam pengemasan tulisannya.
7. Revisi
Revisi perlu
dilakukan untuk memperbaiki semua tulisan.
Dalam beberapa kasus, biasanya saat revisi banyak penulis mengatakan
revisi sama dengan penulisan ulang sebagian maupun seluruh isi buku. Revisi ini bertujuan untuk membuat suatu
karya tulis agar lebih baik dari sebelumnya.
8. Pengeditan
Ketika revisi telah
dilakukan, hal terakhir dalam menulis adalah ‘editing’ atau pengeditan. Pengeditan dilakukan untuk membenahi
penulisan (apabila ada penulisan ataupun penggunaan kosakata yang salah) juga
membenahi tata letak tulisan dan penyusunan tulisan tersebut agar memiliki
estika yang dapat menarik minat pembacanya.
Ketika pembaca telah memiliki minat untuk mengetahui isi dari tulisan
tersebut, maka akan lebih mudah bagi mereka mengerti maksud dari tulisan yang
kita buat.
9. Merancang lay-out isi, background, dan cover
Penampilan dari
sebuah buku, sangatlah mempengaruhi penyampaiam informasi yang terkandung di
dalamnya. Untuk itulah, selain isi,
kemasan dari buku tersebut perlu diperhatikan lebih serius. Paduan warna, kesesuaian jenis huruf,
ketepatan ukuran huruf, penggunaan table, grafik, gambar dan lain sebagainya
juga menentukan kualitas buku yang dibuat.
Tampilan isi buku yang menarik (dengan adanya perpaduan warna,
pengaplikasian animasi dsb) akan merangsang indera pelihat agar tidak bosan
saat membaca buku tersebut. Dengan
demikian, isi pun akan mudah tersampaikan.
Hal lain yang harus
diperhatikan adalah desain cover. Jilid buu, harus dirancang mewakili informasi
yang terkandung dari isi buku tersebut.
Cover yang menarik dapat menumbuhkan minat untuk mengetahui lebih lanjut
apa yang disampaiakan dalam isi.
10. Penjilidan
Setelah penyususnan
buku telah selesai, maka buku pun siap dijilid.
Telah banyak tempat yang memberikan jasa penjilidan sehingga Anda dapat
menggunakan jasa tersebut, misalnya di tempat foto kopi atau percetakan. Atau bila memungkinkan, Anda dapat menjilid
sendiri (apabila Anda mampu untuk itu.)
Buku keempat yang ditulis oleh Agus Wuryanto
yang berjudul “Tata cara menulis buku teks pelajaran”
membuat buku teks
pelajaran dimulai dari segi :
Bagian awal yang
berisi :
1. Halaman cover, bersisi tentang judul,
pengarang, gambar sampul , nama departemen, tahun terbit.
2. Halaman judul , berisi judul,
pengarang/penulis, gambar sampul, tahun
terbit, nama depertemen
3. Daftar isi, yang membuat, judul bab,
sub bab, dan nomor halaman
4. Daftar lain seperti : daftar gambar,
daftar table, daftar lampiran.
Bagian isi
Bagian ini berisi bab-bab, dan
setiap bab terdiri sub bab-sub bab dan pokok pokok bahasan yang menjadi inti
naskah buku dan memuat uraian penjelasan, proses operasional atau langkah kerja
dari setiap bab maupun sub bab. Dengan demikian paragraf merupakan unit
terkecil suatu pokok bahasan. Paragraf tersebut harus saling mendukung dan
merupakan suatu kesatuan yang koheren. Apabila diperlukan penjelasan dan
uaraian dari masing-masing bab dilengkapi dengan table, bagan, gambar dan
ilustrasi lain. pada baigian isi buku dikelompokkan menjadi beberapa bab, dalam
setiap bab disamping berisi informasi umumnya diakhiri dengan rangkuman dan
latihan soal. Akan tetapi, dalam penulisan isi materi juga perlu diperhatikan
syarat – syarat yang dipaparkan antara lain :
Persyaratan yang
berkaitan dengan isi
1. Memuat sekurang kurangya materi minimal
yang harus dikuasai peserta didik/diklat
2. Relevan dengan tujuan dan sesuai dengan
kemampuan yang akan dicapai
3. Sesuai dengan ilmu pengetahuan yang
bersangkutan
4. Sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
5. Sesuai dengan jenjang dan sasararan
6. Isi dan bahan mengacu pengembangan
konsep, prinsip, teori
7. Tidak mengandung muatan politis maupun
hal yang berbau SARA
Persyaratan penyajian
1. Uraian teratur sesuai dengan urutan
setiap bab
2. Ualing memperkuat dengan bahan lain dan
kontekstual
3. Menarik minat dan perhatian sasaran
pembaca
4. Menantang dan merangsang untuk dibaca
dan dipelajari
5. Mengacu pada aspek koginitif, afektif
dan psikomotor
6. Penyajian yang menggunakan bahasan
ilmiah dan formal
Persyaratan yang
berkaitan dengan bahasa
1. Menggunakan bahasa Indonesia yang benar
2. Menggunakan kalimat yang sesuai dengan
kematangan dan perkembangan sasaran
pembaca
3. Menggunakan istilah, kosakata, indeks,
symbol yang mempermudah pemahaman
4. Menggunakan kata kata terjemahan yang
dibakukan
Persyaratan yang
berkaitan dengan Ilustrasi
1. Relevan degan konsep, prinsip yang
disajikan.
2. Tidak mengunakan kesinambungan antar
kalimat. Antar bagian dan antar paragraph.
3. Merupakan bagian terpadu dari bahan
ajar
4. Jelas, baik dan merupakan hal-hal
esensial yang membantu memperjelas materi
Bagian akhir
Pada bagian akhir
dari suatu buku biasanya berisi antara lain :
1. Lampiran, bila lampiran lebih dari satu
lembar harus diberi nomor urut arab
2. Glosarium (jika ada), kata/istilah yang
berhubungan dengan uraian diktat sehingga memudahkan pemahaman pembanca
3. Kepustakaan, ada beberapa cara
menulkiskan kepustakaan, namum namum demi keseragaman dipilih satu dari sekian
cara tersebut, sengan ketentuan sebagai berikut :
1. Hendaknya digunakan buku acuan yang
relevan dengan bahan kajian yang akan ditulis, tidak ketinggagalan perkembangan
teknologi dan sesuai dengan disiplin ilmu
2. kepustakaan disusun dengan urutan abjad,
urutannya sebagai berikut :
Mulyasan,E, 2003, Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Pt Remaja Rosda Karya, Bandung
Indeks : pencantuman indeks dimaksudkan sebagai petunjuk untuk
mengetahui dengan mudah uraian suatu teori, atau fakta yang terdapat pada
halaman tertentu.
Artikel kelima artikel yang ditulis oleh BSPN, mereka menulis aspek aspek yang dinilai
dalam kelayakan buku, yaitu:
STANDAR KELAYAKAN
ISI
• Buku teks
pelajaran yang baik seharusnya berisi materi yang
mendukung
tercapainya SK (standar kompetensi) dan KD (kompetensi
dasar) dari mata
pelajaran tersebut.
• Kelayakan isi
buku teks pelajaran dapat dinilai dari:
• Kelengkapan
materi
• Keluasan
• kedalaman.
• Uraian materi
yang ada di dalam buku secara implisit memuat materi
yang mendukung
tercapainya minimum SK-KD yang lengkap (nilai 4)
dengan ketentuan
sebagai berikut:
KD <= 20, KD
tidak ada maksimum 1 KD
21 ≤ KD ≤ 40, KD
tidak ada maksimum 2 KD
40 ≤ KD ≤ 60, KD
tidak ada maksimum 3 KD
Dan jika tidak
memenuhi ketentuan di atas nilai 1.
SK-KD tidak
dituliskan secara eksplisit di dalam buku teks
• Kedalaman materi:
uraian materi mendukung tercapainya
minimum KD dan
sesuai dengan tingkat pendidikan peserta
didik.
• Keluasan materi:
materi yang disajikan mencerminkan
jabaran yang
mendukung pencapaian semua Kompetensi
Dasar (KD) dan
sesuai dengan tingkat pendidikan peserta
didik.
STANDAR KELAYAKAN
BAHASA
• Ditulis mengikuti
kaidah Bahasa Indonesia dan
peristilahan yang
benar dan jelas.
• Sesuai dengan
Tingkat Perkembangan dan Jenjang
Pendidikan Peserta
Didik;
• Komunikatif,
• Runtut dan
memiliki kesatuan Gagasan
STANDAR KELAYAKAN
PENYAJIAN
Kelayakan
penyajian, meliputi:
• Organisasi
penyajian umum,
• Organisasi
penyajian per bab,
• Mempertimbangkan
kebermaknaan dan kebermanfaatan,
• Melibatkan siswa
secara aktif
• Mengembangkan
proses pembentukan pengetahuan.
Selain itu: • Variasi dalam cara penyampaian informasi,
• Kemampuan meningkatkan kualitas
pembelajaran,
• Memperhatikan kode etik
dan hak cipta
Selain menganalisis
5 artikel kami juga mewawncarai seorang penulis buku teks pelajaran sejarah dan
menjadi pengajar di SMA N 53 Jakarta Timur yaitu Drs. I Wayan Badrika. Msi
Pak Wayan, Guru
Sejarah yang berpengalaman dalam membuat buku teks pelajaran. Hal ini banyak
informasi yang kita simpulkan dalam menyusun buku teks pelajaran dimulai dari
mengumpulkan sumber - sumber bacaan
buku, membaca kurikulum untuk kita uraikan dan menulis materi – materi. Setelah
materi selesai ditulis baru kita susun bagian awal (Cover, judul, daftar isi,
daftar lain), dilanjutkan ke bagian isi materi (bab – bab, sub bab, dan pokok
bahasan), dan terakhir bagian akhir (Lampiran, Glosarium, Kepustakaan). Bahasa
yang digunakan juga kita sesuaikan dengan kondisi pembaca, sebaiknya memberikan
definisi dan penjelasan dengan kata – kata sederhana ke kompleks. Dan yang
paling penting memfokuskan pikiran tujuan kita menulis buku teks pelajaran
untuk mereka yang belum punya pengetahuan.
Kesimpulan
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya
kualitas pembelajaran antara lain disebabkan belum dimanfaatkannya sumber
belajar secara maksimal.
Sumber belajar yang dapat berasal dari manusia,
bahan, lingkungan, alat dan peralatan, serta aktivitas seharusnya dapat
memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi,
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar
(Mulyasa, 2003). Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang dijadikan sebagai
alat bantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Salah satu bahan ajar yang
dapat digunakan sebagai sumber belajar sekaligus sebagai media pembelajaran
adalah buku. Buku yang digunakan sebagai sumber belajar utama dalam
pembelajaran suatu bidang studi disebut buku teks atau buku pelajaran atau
dapat pula disebut sebagai buku teks pelajaran.
0 komentar:
Posting Komentar