Kesimpulan dari 5 artikel

Selasa, 02 Oktober 2012


PENULISAN BUKU TEKS PELAJARAN. CHECK THIS IT :D

1. Mencari 5 Artikel yang berkaitan dengan Penulisan Buku Teks Pelajaran. Setelah kami mencari artikel di google maka kami mendapatkan 5 artikel yaitu diantaranya.
  1. Artikel 1
Judul Artikel : Pedoman Menulis Buku Ajar
Nama Penulis : Juliman Harefa

  1. Artikel 2
Judul Artikel : Pembuatan Buku Teks Pelajaran
Nama Penulis : AgusWuryanto
  1. Artikel 3
Judul Artikel : 10 langkah dalam membuat buku
Penulis : Arinvsfayra
  1. Artikel 4
Judul Artikel : Tata Cara Menulis Buku Teks Pelajaran
Nama Penulis :  AgusWuryanto
  1. Artikel 5
Judul Artikel: DASAR YURIDIS
Nama Penulis : BSNP

Kesimpulan :
            Pada artikel pertama lebih dijelaskan tentang buku bahan ajar, pada awalnya kami kira buku bahan ajar sama dengan buku teks pelajaran, namun setelah membaca artikel pertama kami jadi tahu bahwa Buku ajar adalah bahan ajar yang dirancang  dengan baik sesuai dengan prinsip-prinsip instruksional ataupun active learning, untuk mencapai tujuan pembelajaran (kompetensi) suatu mata kuliah. Bahan ajar bersifat mandiri, artinya dapat dipelajari oleh mahasiswa secara mandiri karena ke-sistematis-an dan lengkapnya bahan ajar. Buku ajar adalah jenis buku yang diperuntukkan bagi mahasiswa sebagai bekal pengetahuan dasar, dan digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk menyertai perkuliahan, sedangkan buku teks diperuntukan bagi pengguna yang lebih luas dari sekedar di bangku kuliah. Pada artikel pertama dibahas pula tentang bagaimana menulis buku bahan ajar, kai tidak membahas secara mendetail tentang buku bahan ajar. Karena point yang utama yang akan kami bahas adalah penulisan buku teks pelajaran. Pada artikel selanjutnya, lebih membahas tentang buku teks pelajaran.
Berikut adalah penjelasannya :
PRINSIP- PRINSIP PEMBUATAN BUKU TEKS PELAJARAN
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan buku  antara lain prinsip relevansi, konsistensi dan kecukupan
v  Prinsip relevansi artinya keterkaitan, materi yang ditulis hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi yang ingin dicapai.
v  Prinsip konsistensi artinya keajegan, jika kompetensi dasar yang harus dikuasai empat macam maka bahasan yang ada pada buku juga harus meliputi empat macam.
v  Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya mencukupi dalam membantu peserta diklat mengusai kompetensi yang akan diajarkan, materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak, jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai kompetensi standar sebaliknya jika terlalu banyak akan membuang buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya
Setelah kita mengetahui prinsip-prinsip pembuatan buku teks pelajaran, maka tahapan selanjutnya adalah baian dari buku teks pelajaran. Pada dasarnya buku teks pelajaran terdiri dari 3 bagian bagian awal , bagian isi dan bagian akhir :
Bagian awal yang berisi :
1.     Halaman cover, bersisi tentang judul, pengarang, gambar sampul , nama departemen, tahun terbit.
2.     Halaman judul , berisi judul, pengarang/penulis, gambar sampul,  tahun terbit, nama depertemen
3.     Daftar isi, yang membuat, judul bab, sub bab, dan nomor halaman
4.     Daftar lain seperti : daftar gambar, daftar table, daftar lampiran.
Bagian isi
           
Bagian ini berisi bab-bab, dan setiap bab terdiri sub bab-sub bab dan pokok pokok bahasan yang menjadi inti naskah buku dan memuat uraian penjelasan, proses operasional atau langkah kerja dari setiap bab maupun sub bab. Apabila diperlukan penjelasan dan uaraian dari masing-masing bab dilengkapi dengan table, bagan, gambar dan ilustrasi lain. pada baigian isi buku dikelompokkan menjadi beberapa bab, dalam setiap bab disamping berisi informasi umumnya diakhiri dengan rangkuman dan latihan soal.
Bagian akhir
Pada bagian akhir dari suatu buku biasanya berisi antara lain :
  1. Lampiran, bila lampiran lebih dari satu lembar harus diberi nomor urut arab
  2. Glosarium (jika ada), kata/istilah yang berhubungan dengan uraian diktat sehingga memudahkan pemahaman pembanca
  3. Kepustakaan, ada beberapa cara menulkiskan kepustakaan, namum namum demi keseragaman dipilih satu dari sekian cara tersebut, sengan ketentuan sebagai berikut :
1.    Hendaknya digunakan buku acuan yang relevan dengan bahan kajian yang akan ditulis, tidak ketinggagalan perkembangan teknologi dan sesuai dengan disiplin ilmu
2.    kepustakaan disusun dengan urutan  abjad,  urutannya sebagai berikut :

Kita Juga dapat membuat 10 Tahapan dalam membuat buku  :
Berikut adalah 10 langkah dalam membuat buku.
1.  Gagasan atau ide
Langkah pertama yang harus diambil adalah mengumpulkan ide atau gagasan dalam membuat sebuah buku.  Misalnya, ide untuk membuat buku paduan praktik kerja lapangan.  Gagasan ini mucul dikarenakan adanya fenomena yang berlangsung di tempat bekerja.
2.  Fokus pada gagasan
Tahap selanjutnya, saat membuat buku, kita harus fokus pada gagasan yang telah diciptakan.  Fokus pada gagasan ini berarti menyelami lebih dalam tentang ilmu dan pemahaman dari gagasan yang akan kita tulis dalam buku.  Apabila kita telah menetapkan gagasan apa yang akan kita bahas, untuk memperkuat ilmu yang akan kita representasikan dalam buku yang akan ditulis, kita dapat menambah referensi dari sumber lain, tentunya dengan mencantumkan sumber tulisan agar tidak dianggap sebagai pelagiator.
3.  Membuat kerangka buku
Seperti halnya sebuah karangan, dalam menulis buku hendaknya dibuat kerangkanya terlebih dahulu.  Hal ini dilakukan agar penulisan terarah dan tetap fokus pada gagasan yang akan disampaikan, tidak melenceng ke persoalan lain yang sebetulnya tidak perlu dibahas dalam buku tersebut. Dengan adanya kerangka dari buku yang akan dibuat, penulis akan lebih terarah dalam menulis buku, sehingga isi dari buku tersebut akan tertuju jelas pada hal-hal yang akan dijelaskan.
4.  Mulai menulis konsep
Saat pertama menulis satu buku, buku tersebut belum tentu berhasil ditulis dengan baik.  Penulis sebaiknya menulis apa-apa yang ingin ia sampaikan melalui tulisan.  Akan tetapi jangan terlalu berbangga pada apa-apa yang telah ia tulis.  Tulisan pertama pada dasarnya masih merupakan tulisan ‘kasar’ artinya tulisan tersebut masih perlu dipelajari dan juga masih perlu dibenahi agar menjadi tulisan yang lebih baik, yang dapat menginformasikan isinya dengan efektif.
 5.  Pelajari tulisan
Hal yang paling sulit dilakukan oleh seorang penulis, adalah menilai tulisannya sendiri.  Secara alamiah mereka dapat menilai bahkan mengritik tulisan orang lain, akan tetapi mereka terkadang kurang dapat menilai tulisan mereka apalagi mengritik tulisan mereka sendiri.  Kendati demikian, setelah menulis suatu buku, sebaiknya tulisan itu dibaca kembali.
 6.  Improvisasi tulisan
Kita harus mengimprovisasi tulisan tersebut.  Caranya, tentu saja dengan mengeliminasi hal yang dianggap kurang penting, memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penulisan maupun penyusunan buku, serta memilih kosakata yang lebih baik, lebih efisien namun tidak mengurangi estetika dalam pengemasan tulisannya.
7.  Revisi
Revisi perlu dilakukan untuk memperbaiki semua tulisan.  Dalam beberapa kasus, biasanya saat revisi banyak penulis mengatakan revisi sama dengan penulisan ulang sebagian maupun seluruh isi buku.  Revisi ini bertujuan untuk membuat suatu karya tulis agar lebih baik dari sebelumnya.
8.  Pengeditan
Pengeditan dilakukan untuk membenahi penulisan (apabila ada penulisan ataupun penggunaan kosakata yang salah) juga membenahi tata letak tulisan dan penyusunan tulisan tersebut agar memiliki estika yang dapat menarik minat pembacanya.
9.  Merancang lay-out isi, background, dan cover
Penampilan dari sebuah buku, sangatlah mempengaruhi penyampaiam informasi yang terkandung di dalamnya.  Untuk itulah, selain isi, kemasan dari buku tersebut perlu diperhatikan lebih serius.  Paduan warna, kesesuaian jenis huruf, ketepatan ukuran huruf, penggunaan table, grafik, gambar dan lain sebagainya juga menentukan kualitas buku yang dibuat.
10.  Penjilidan
Setelah penyusunan buku telah selesai, maka buku pun siap dijilid. 

Hal hal yang harus diperhatikan :
1.    berilah jarak 3 spasi antara  table atau gambar dengan teks sebelum dan sesudahnya
2.    judul table atau gambar diketik pada halaman yang sama dengan table atau gambarnya, penyebutan menggunakan table atau gambar
3.    tepi kanan teks tidak harus rata , oleh karena itu kata pada akhir baris tidak harus dipotong. Jika terpaksa dipotong tanda hubungnya ditulis setelah huruf akhir, tanpa disisipi spasi, bukan diletakkan dibawahnya
4.    tempatkan nomor halaman di pojok kanan atas pada setiap halaman , kecuali pada halaman pertama setiap bab dan halaman bagian awal.
5.    Semua nama pengarang dalam daftar rujukan harus ditulis.
6.    Nama awal atau nama tengah dapat disingkat asalkan dilakuan secara konsisten

Hal hal yang tidak boleh dilakukan :
1.    Tidak boleh ada bagian yang kosong pada akhir halaman kecuali jika halamamn tersebut merupakan akhir bab
2.    Tidak boleh memotoing table atau gambar
3.    Tidak boleh memberi garis vertikal antara kolom pada table kecuali terpaksa
4.    Tidak boleh memberi tanda apapun sebagai tanda berakhirnya suatu bab
5.    Tidak boleh menempatkan sub judul dan identitas table pada akhir halaman
6.  Rincian tidak boleh menggunakan tanda hubung (-) tetapi menggunakan bullet (*) untukpenulisan yang dilakukan dengan menggunakan komputer.
7.    Tidak boleh menambah spasi antarkata dalam suatu baris yang bertujuan meratakan tepi kanan
8.    Rounded Rectangle: MELINAWATI
SUCI UTARI
RIZKI ARIYANTI
TEKNOLOGI PENDIDIKAN UNJ
Daftar rujukan tidak boleh diletakkan di kaki halaman atau akhir setiap bab, daftar rujukan hanya dapat ditempatkan setelah bab akhir


0 komentar: