PENULISAN BUKU TEKS PELAJARAN. CHECK THIS
IT :D
1. Mencari 5 Artikel yang
berkaitan dengan Penulisan Buku Teks Pelajaran. Setelah kami mencari artikel di
google maka kami mendapatkan 5 artikel yaitu diantaranya.
- Artikel 1
Judul
Artikel : Pedoman Menulis Buku
Ajar
Nama
Penulis : Juliman Harefa
- Artikel 2
Judul
Artikel : Pembuatan Buku Teks Pelajaran
Nama
Penulis : AgusWuryanto
- Artikel 3
Judul
Artikel : 10 langkah dalam membuat buku
Penulis
: Arinvsfayra
- Artikel 4
Judul
Artikel : Tata Cara Menulis Buku Teks Pelajaran
Nama
Penulis : AgusWuryanto
- Artikel 5
Judul
Artikel: DASAR YURIDIS
Nama
Penulis : BSNP
Kesimpulan :
Pada
artikel pertama lebih dijelaskan tentang buku bahan ajar, pada awalnya kami
kira buku bahan ajar sama dengan buku teks pelajaran, namun setelah membaca
artikel pertama kami jadi tahu bahwa Buku ajar adalah bahan ajar yang dirancang
dengan baik sesuai dengan prinsip-prinsip instruksional ataupun active
learning, untuk mencapai tujuan pembelajaran (kompetensi) suatu mata
kuliah. Bahan ajar bersifat mandiri, artinya dapat dipelajari oleh
mahasiswa secara mandiri karena ke-sistematis-an dan lengkapnya bahan ajar.
Buku ajar adalah jenis buku yang diperuntukkan bagi mahasiswa sebagai bekal
pengetahuan dasar, dan digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk menyertai
perkuliahan, sedangkan buku teks diperuntukan bagi pengguna yang lebih luas
dari sekedar di bangku kuliah. Pada artikel pertama dibahas pula tentang
bagaimana menulis buku bahan ajar, kai tidak membahas secara mendetail tentang
buku bahan ajar. Karena point yang utama yang akan kami bahas adalah penulisan
buku teks pelajaran. Pada artikel selanjutnya, lebih membahas tentang buku teks
pelajaran.
Berikut adalah penjelasannya :
PRINSIP- PRINSIP PEMBUATAN BUKU TEKS
PELAJARAN
Ada
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan buku antara lain prinsip relevansi, konsistensi
dan kecukupan
v Prinsip
relevansi artinya keterkaitan, materi yang ditulis hendaknya relevan dengan
pencapaian standar kompetensi yang ingin dicapai.
v Prinsip
konsistensi artinya keajegan, jika kompetensi dasar yang harus dikuasai empat
macam maka bahasan yang ada pada buku juga harus meliputi empat macam.
v Prinsip
kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya mencukupi dalam membantu
peserta diklat mengusai kompetensi yang akan diajarkan, materi tidak boleh
terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak, jika terlalu sedikit akan
kurang membantu mencapai kompetensi standar sebaliknya jika terlalu banyak akan
membuang buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya
Setelah kita mengetahui prinsip-prinsip pembuatan buku
teks pelajaran, maka tahapan selanjutnya adalah baian dari buku teks pelajaran.
Pada dasarnya buku teks pelajaran terdiri dari 3 bagian bagian awal , bagian
isi dan bagian akhir :
Bagian awal yang berisi :
1. Halaman
cover, bersisi tentang judul, pengarang, gambar sampul , nama departemen, tahun
terbit.
2. Halaman
judul , berisi judul, pengarang/penulis, gambar sampul, tahun terbit,
nama depertemen
3. Daftar isi,
yang membuat, judul bab, sub bab, dan nomor halaman
4. Daftar lain
seperti : daftar gambar, daftar table, daftar lampiran.
Bagian isi
Bagian ini
berisi bab-bab, dan setiap bab terdiri sub bab-sub bab dan pokok pokok bahasan
yang menjadi inti naskah buku dan memuat uraian penjelasan, proses operasional
atau langkah kerja dari setiap bab maupun sub bab. Apabila diperlukan
penjelasan dan uaraian dari masing-masing bab dilengkapi dengan table, bagan,
gambar dan ilustrasi lain. pada baigian isi buku dikelompokkan menjadi beberapa
bab, dalam setiap bab disamping berisi informasi umumnya diakhiri dengan
rangkuman dan latihan soal.
Bagian akhir
Pada bagian akhir dari suatu buku biasanya berisi
antara lain :
- Lampiran, bila lampiran lebih dari satu lembar harus diberi nomor urut
arab
- Glosarium (jika ada), kata/istilah yang berhubungan dengan uraian
diktat sehingga memudahkan pemahaman pembanca
- Kepustakaan, ada beberapa cara menulkiskan kepustakaan, namum namum
demi keseragaman dipilih satu dari sekian cara tersebut, sengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Hendaknya
digunakan buku acuan yang relevan dengan bahan kajian yang akan ditulis, tidak
ketinggagalan perkembangan teknologi dan sesuai dengan disiplin ilmu
2. kepustakaan
disusun dengan urutan abjad, urutannya sebagai berikut :
Kita Juga dapat membuat 10 Tahapan dalam
membuat buku :
Berikut
adalah 10 langkah dalam membuat buku.
1. Gagasan atau ide
Langkah
pertama yang harus diambil adalah mengumpulkan ide atau gagasan dalam membuat
sebuah buku. Misalnya, ide untuk membuat
buku paduan praktik kerja lapangan.
Gagasan ini mucul dikarenakan adanya fenomena yang berlangsung di tempat
bekerja.
2. Fokus pada gagasan
Tahap
selanjutnya, saat membuat buku, kita harus fokus pada gagasan yang telah
diciptakan. Fokus pada gagasan ini
berarti menyelami lebih dalam tentang ilmu dan pemahaman dari gagasan yang akan
kita tulis dalam buku. Apabila kita
telah menetapkan gagasan apa yang akan kita bahas, untuk memperkuat ilmu yang
akan kita representasikan dalam buku yang akan ditulis, kita dapat menambah
referensi dari sumber lain, tentunya dengan mencantumkan sumber tulisan agar
tidak dianggap sebagai pelagiator.
3. Membuat kerangka buku
Seperti
halnya sebuah karangan, dalam menulis buku hendaknya dibuat kerangkanya
terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar
penulisan terarah dan tetap fokus pada gagasan yang akan disampaikan, tidak
melenceng ke persoalan lain yang sebetulnya tidak perlu dibahas dalam buku
tersebut. Dengan adanya kerangka dari buku yang akan dibuat, penulis akan lebih
terarah dalam menulis buku, sehingga isi dari buku tersebut akan tertuju jelas
pada hal-hal yang akan dijelaskan.
4. Mulai menulis konsep
Saat
pertama menulis satu buku, buku tersebut belum tentu berhasil ditulis dengan
baik. Penulis sebaiknya menulis apa-apa
yang ingin ia sampaikan melalui tulisan.
Akan tetapi jangan terlalu berbangga pada apa-apa yang telah ia tulis. Tulisan pertama pada dasarnya masih merupakan
tulisan ‘kasar’ artinya tulisan tersebut masih perlu dipelajari dan juga masih
perlu dibenahi agar menjadi tulisan yang lebih baik, yang dapat
menginformasikan isinya dengan efektif.
5.
Pelajari tulisan
Hal
yang paling sulit dilakukan oleh seorang penulis, adalah menilai tulisannya
sendiri. Secara alamiah mereka dapat
menilai bahkan mengritik tulisan orang lain, akan tetapi mereka terkadang
kurang dapat menilai tulisan mereka apalagi mengritik tulisan mereka sendiri. Kendati demikian, setelah menulis suatu buku,
sebaiknya tulisan itu dibaca kembali.
6. Improvisasi tulisan
Kita
harus mengimprovisasi tulisan tersebut.
Caranya, tentu saja dengan mengeliminasi hal yang dianggap kurang
penting, memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penulisan maupun penyusunan
buku, serta memilih kosakata yang lebih baik, lebih efisien namun tidak
mengurangi estetika dalam pengemasan tulisannya.
7. Revisi
Revisi
perlu dilakukan untuk memperbaiki semua tulisan. Dalam beberapa kasus, biasanya saat revisi
banyak penulis mengatakan revisi sama dengan penulisan ulang sebagian maupun
seluruh isi buku. Revisi ini bertujuan
untuk membuat suatu karya tulis agar lebih baik dari sebelumnya.
8. Pengeditan
Pengeditan
dilakukan untuk membenahi penulisan (apabila ada penulisan ataupun penggunaan
kosakata yang salah) juga membenahi tata letak tulisan dan penyusunan tulisan
tersebut agar memiliki estika yang dapat menarik minat pembacanya.
9. Merancang lay-out isi, background, dan cover
Penampilan
dari sebuah buku, sangatlah mempengaruhi penyampaiam informasi yang terkandung
di dalamnya. Untuk itulah, selain isi,
kemasan dari buku tersebut perlu diperhatikan lebih serius. Paduan warna, kesesuaian jenis huruf,
ketepatan ukuran huruf, penggunaan table, grafik, gambar dan lain sebagainya
juga menentukan kualitas buku yang dibuat.
10.
Penjilidan
Setelah
penyusunan buku telah selesai, maka buku pun siap dijilid.
Hal hal yang harus diperhatikan :
1. berilah
jarak 3 spasi antara table atau gambar dengan teks sebelum dan sesudahnya
2. judul table
atau gambar diketik pada halaman yang sama dengan table atau gambarnya,
penyebutan menggunakan table atau gambar
3. tepi kanan
teks tidak harus rata , oleh karena itu kata pada akhir baris tidak harus
dipotong. Jika terpaksa dipotong tanda hubungnya ditulis setelah huruf akhir, tanpa
disisipi spasi, bukan diletakkan dibawahnya
4. tempatkan
nomor halaman di pojok kanan atas pada setiap halaman , kecuali pada halaman
pertama setiap bab dan halaman bagian awal.
5. Semua nama
pengarang dalam daftar rujukan harus ditulis.
6. Nama awal
atau nama tengah dapat disingkat asalkan dilakuan secara konsisten
Hal hal yang tidak boleh dilakukan :
1. Tidak boleh
ada bagian yang kosong pada akhir halaman kecuali jika halamamn tersebut
merupakan akhir bab
2. Tidak boleh
memotoing table atau gambar
3. Tidak boleh
memberi garis vertikal antara kolom pada table kecuali terpaksa
4. Tidak boleh
memberi tanda apapun sebagai tanda berakhirnya suatu bab
5. Tidak boleh
menempatkan sub judul dan identitas table pada akhir halaman
6. Rincian
tidak boleh menggunakan tanda hubung (-) tetapi menggunakan bullet (*) untukpenulisan yang dilakukan dengan menggunakan komputer.
7. Tidak boleh
menambah spasi antarkata dalam suatu baris yang bertujuan meratakan tepi kanan
8. Daftar rujukan tidak boleh diletakkan di kaki halaman
atau akhir setiap bab, daftar rujukan hanya dapat ditempatkan setelah bab akhir
0 komentar:
Posting Komentar